Wednesday, March 23, 2016

Batik Pengertian dan Definisi Akademis

Batik adalah kain tekstil hasil pewarnaan celup-rintang menurut ragam hias khas batik Indonesia dengan menggunakan lilin batik sebagai perintang warna. Batik mengandung nilai keindahan visual dan keindahan makna. Keindahan visual dapat dinikmati melalui fungsinya ,sedazngkan keindahan makna mengandung kearifan yang dapat dinikmati melalui ‘rasa’.


Batik merupakan salah satu peninggalan seni budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai luhur dan perlu dilestarikan. Keberadaan batik sudah dikenal sejak dulu dan saat ini telah berkembang mengikuti jaman. Batik merupakan hasil perpaduan antara seni dan teknologi, tampak dari motif dan warnanya, termasuk proses pembuatannya menunjukkan teknologi yang unik dan menarik.

Secara etimologis batik mempunyai pengertian akhiran “tik” dalam kata “batik” berasal dari kata menitik atau menetes. Dalam bahasa kuno disebut serat, dan dalam bahasa ngoko disebut “tulis” atau menulis dengan lilin. Menurut Kuswadji (1981:2) “mbatik” berasal dari kata “tik” yag berarti kecil. Dengan demikian dapat dikatakan “mbatik” adalah menulis atau menggambar serba rumit (kecil-kecil). 
Arti batik dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ialah kain dan sebagainya yang bergambar (bercorak beragi) yang pembuatannya dengan cara titik (mula-mula ditulisi atau ditera dengan lilin lalu diwarnakan dengan tarum dan soga) (WJS Poerwadarminta,1976:96). 
Pendapat senada dikemukakan Murtihadi dan Mukminatun (1997:3) yang menyatakan batik adalah cara pembuatan bahan sandang berupa tekstil yang bercorak pewarnaan dengan menggunakan lilin sebagai penutup untuk mengamankan warna dari perembesan warna yang lain di dalam pencelupan.  
Menurut Wisetrotomo (dalam Sudarso Sp., 1998:31), seni batik berarti menunjuk pada karya-karya yang memiliki derajat mahakarya seperti Parang rusak, Sidomukti, Truntum, Bangotulak, Gringsing, Kawung, Semen, dan Udanliris. Karya-karya tersebut menunjukkan derajat kualitas visual dan kandungan maknanya, yang dapat dilacak melalui kerumitan teknis, kecermatan ornamentasi, kedalaman warna, dan simbolisasinya. Sebagian besar dari motif – motif tersebut, hanya terbatas penggunaannya, hanya boleh digunakan oleh orang yang diizinkan mengenakannya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Laksmi (2010:81) yang menjelaskan bahwa motif-motif batik yang termasuk dalam pola larangan adalah a) motif batik Kawung, b) motif batik Parang, c) motif batik Parang Rusak, d) motif batik Cemukiran, e) motif batik Udan Liris, f) motif batik Semen, g) motif batik Sawat, dan h) motif batik Alas-Alasan. Batik kawung berfungsi sebagai kain yang dipakai pada setiap upacara dan keagamaan para kerabat kraton, terikat pada aturan yang mencakup status pemakai, tatakrama dan tatacara penggunaan, serta ragam hias dan perlambangan yang disandangnya. Dengan adanya perkembangan jaman, termasuk perubahan budaya, seni batik memberikan ruang makna yang lebih luas. Saat ini seni batik bergeser sebagai karya seni yang terbebas dari ‘fungsi’ semata, mengarah sebagai bahasa ekspresi, sebagai representasi objek-objek, dan kesemuanya menunjukkan sebagai eksplorasi estetik (Wisetrotomo, dalam Sudarso Sp.,1998). 
Batik (Hamzuri,1985:VI) adalah lukisan atau gambar pada mori yang dibuat dengan alat canting, sedangkan Susanto (1984:4) menjelaskan bahwa batik adalah kain tekstil hasil pewarnaan, pencelupan rintang menurut corak khas ciri batik Indonesia, dengan menggunakan lilin batik sebagai zat perintang. Dapat disimpulkan batik adalah gambar menurut corak khas ciri batik Indonesi pada kain tekstil sebagai hasil pewarnaan, dengan menggunakan lilin batik sebagai zat perintang.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa batik adalah bahan tekstil hasil pewarnaan menurut corak khas motif batik, secara pencelupan rintang dengan menggunakan lilin batik sebagai bahan perintang.

Yang dimaksud dengan teknik membuat batik adalah proses proses pekerjaan dari tahap persiapan kain sampai menjadi kain batik. Pekerjaan persiapan meliputi segala pekerjaan pada kain mori hingga siap dibuat batik seperti nggirah/ngetel (mencuci), nganji(menganji), ngemplong(seterika, kalendering. Sedangkan proses membuat batik meliputi pekerjaan pembuatan batik yang sebenarnya terdiri dari pelekatan lilin batik pada kain untuk membuat motif, pewarnaan batik (celup, colet, lukis/painting, printing), yang terakhir adalah penghilangan lilin dari kain . (Sewan Soesanto, 1974).

Untuk membuat motif batik dapat dilakukan dengan cara secara tulis tangan dengan canting tulis (batik tulis), menggunakan cap dari tembaga disebut batik cap, dengan jalan dibuat motif pada mesin printing (batik printing), dengan cara dibordir disebut batik bordir, serta dibuat dengan kombinasi kombinasi cara cara yang telah disebutkan.

Kain batik adalah kain yang motifnya bercorak batik yang dibuat/digambar dengan cara pelekatan lilin (malam). Sedangkan kain bermotif batik adalah kain yang bermotif/bercorak batik tetapi motifnya tidak digambar melalui pelekatan lilin batik, biasanya dengan mesin printing tekstil.

Teknologi pembuatan batik di Indonesia pada prinsipnya berdasarkan (Resist Dyes Technique” (Teknik celup rintang) dimana pembuatannya semula dikerjakan dengan cara ikat-celup motif yang sangat sederhana, kemudian menggunakan zat perintang warna. Pada mulanya sebagai zat perintang digunakan bubur ketan, kemudian diketemukan zat perintang dari malam(lilin) dan digunakan sampai sekarang.


Author www.burungmurai.com

Ella


Hanya seorang ibu rumah tangga yang mencoba kreatif ditengah hiruk pikuk trend sosialita diantara para pendamping rumah tangga, Follow or no follow? lets see another option "Break the rules^^".
This Is The Newest Post
Comments
0 Comments


EmoticonEmoticon